Pada saat kita mengikuti sebuah acara pidato di dalam ruangan dengan
menggunakan pengeras suara, terdengan bunyi pantul dari suara aslinya,
dimana bunyi pantul ini mengganggu bunyi aslinya sehingga bunyi aslinya
nampak agak kabur. Atau ketika kita memasuki kamar mandi, suara kita
ketika berbicara akan terpantul-pantul oleh dinding kamar mandi.
Pemantulan semacam ini dinamakan gaung. Secara
definisi, gaung merupakan perulangan bunyi yang terdengar hampir
bersamaan dengan bunyi dari sumber bunyi, akibat bunyi dari sumber bunyi
ini terpantul berulang-ulang pada suatu ruangan. Gaung terjadi karena
gelombang bunyi dipantulkan oleh permukaan yang keras. Oleh karena itu,
dinding-dinding bagian dalam suatu gedung pertunjukkan, konser, atau
teater dilapisi dengan bahan bahan lunak untuk menyerap bunyi sehingga
mengurangi atau menghilangkan gaung.
Hal berbeda terjadi manakala kita berteriak di tempat tinggi atau
luas, misalnya disebuah tebing atau di depan sebuah gua. Setelah kita
berteriak, sesaat kemudian ada yang membalas teriakan kita. Hal ini
terjadi juga karena bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi (yaitu
teriakan kita) dipantulkan kembali. Pemantulan semacam ini dinamakan gema.
Secara definisi, gema merupakan perulangan bunyi yang terdengar setelah
bunyi ditimbulkan. Gema terjadi karena bunyi dipantulkan oleh suatu
permukaan. Cepat atau lamanya kita mendengar gema bergantung pada
seberapa jaur jarak kita dengan permukaan pemantul bunyi itu.
Peristiwa pemantulan bunyi tidak selalu merugikan, tetapi ada juga
yang menguntungkan, misalnya ketika akan mengukur kedalaman laut dengan
menggunakan sonar. Sonar atau sound navigation and ranging merupakan
suatu metode untuk menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda
di bawah air (termasuk kedalaman laut) dengan menggunakan gelombang
ultrasonik. Sonar bekerja berdasarkan prinsip pemantulan bunyi.
Perkembangan penggunaan USG dalam berbagai bidang ilmu kedokteran
saat ini, salah satunya adalah bidang obstetri ginekologi, berawal dari
ditemukannya cara mengukur jarak di dalam air menggunakan gelombang
suara. Pada saat itu dikenal istilah “sonar” atau Sound Navigation
andRanging. Lazzaro Spallanzani, seorang ahli biologi Italia, dapat
dikatakan sebagai orang yang mengilhami penemuan tersebut. Sekira tahun
1794 ia mendemonstrasikan kemampuan seekor kelelawar menentukan arah
terbang dan mencari mangsa dalam gelap dengan menggunakan gelombang
suara berfrekuensi tiriggi (ultrasonik). Kelelawar tersebut memanfaatkan
pantulan suara ultrasonik yang dikeluarkannya setelah menumbuk suatu
objek. Sehingga ia tidak akan menabrak sebuah benda atau sebaliknya
dapat menentukan lokasi mangsanya. Awal tahun 1826, Jean Daniel
Colladon, seorang ahli fisika dari Swiss berhasil menggunakan sebuah
alat yang dinamakan “underwater bell” untuk mendeterminasi kecepatan
suara dalam air di Danau Geneva. Penemuan ini memacu para ahli fisika
lainnya untuk meneliti dasar ilmu fisika mengenai getaran, transmisi,
dan refraksi gelombang suara. Salah satu ahli fisika yangturut andil
dalam penelitian itu adalah Lord Rayleigh asal Inggris. Tahun 1877
iamengemukakan the Theory of Sound yang intinya menerangkan bahwa
gelombang suara adalah sebuah persamaan matematika. Persamaan mi
membentuk dasar teori sistem kerja akustik.
Sistem deteksi suara dalam air kemudian dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk kepentingan navigasi kapal selam selama perang dunia pertama
berlangsung, khususnya setelah kejadian tenggelamnya kapal Titanic pada
tahun 1912. Hal itu terjadi berkat penemuan alat hydrophone oleh seorang
ahli fisika Perancis, Paul Langevin. Alat ini juga memanfaatkan
pantulan gelombang ultrasonik.
Penemuan radar (radio detection and ranging) pada tahun 1953 oleh
Robert Watson-Watt juga menerapkan sistem kerja gelombang ultrasonik.
Seperti sonar, alat inipun menjadi inspirasi digunakannya ultrasonik
dalam bidang obstetri ginekologi kelak. Hanya pemanfaatannya saat itu
lebih banyak digunakan untuk kepentingan pelacakan kapal musuh di udara.
Perkembangan pemakaian ultrasonik di bidang obstetri ginekologi
berikutnya juga tak lepas dari peranan penemuan Sonar merupakan sistem
yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan
dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut
atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas
digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan mendeteksi kedalaman,
penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasidi
laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara
ke bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan
(echo). Data suara dipancar ulang keoperator melalui pengeras suara atau
ditayangkan pada monitor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar